Soal Uji Kompetensi Bidan dan Kunci Jawaban 2019 / 2020 pdf - UKOM Kebidanan -->

Soal Uji Kompetensi Bidan dan Kunci Jawaban 2019 / 2020 pdf

Soal Uji Kompetensi Bidan dan Kunci Jawaban 2019 / 2020 pdf Edisi 40


Berikut ini kami sajikan Contoh Latihan Soal Uji Kompetensi (UKOM) Kebidanan Edisi Ke 40 beserta Kunci Jawaban dan Pembahasan Lengkap Pdf doc


Soal Uji Kompetensi Bidan dan Kunci Jawaban 2019 / 2020 pdf

Hai teman-teman semuanya, berikut ini kami siapkan latihan soal UKOM khusus untuk teman-teman ukombidan.blogspot.com semuanya. disini kami sajiakan 7 buah soal yang disertai dengan Pembahasan. Selamat belajar teman-teman


1. Apa sajakah indikasi episiotomy?

a. Gawat janin dan persalinan pervaginam dengan penyulit
b. Ibu gawat darurat
c. AKI
d. Berupa sayatan

Jawaban : a. Gawat janin dan persalinan pervaginam dengan penyulit
Rasional :
Tindakan epistomi ini dilakukan, atas indikasi :
  • Pada persalinan anak besar, sehingga  untuk mencegah robekan perineum yang dapat terjadi akibat tidak mampu beradaptasi terhadap regangan yang berlebihan
  • Pada Perineum yang akan robek dengan sendiri ( menipis dan pucat ), sehingga mencegah ruptur perinii yang dapat menyebabkan  robekan yang tidak teratur sehingga menyulitkan penjahitan dan hasil jahitannya pun tidak rapi.
  • Pada persalinan prematur, dimana untuk melindungi kepala janin yang prematur dari perineum yang ketat sehingga tidak terjadi cedera dan pendarahan intrakranial
  • Pada  Perineum kaku, sehingga di harapkan dengan melakukan epistomi dapat mengurangi   luka yang lebih luas diperineum atau labia (lipatan disisi kanan dan kiri alat kelamin) jika tidak dilakukan episiotomi.
  • Jika terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus diselesaikan dengan bantuan alat (ekstraksi cunam atau vakum), dimana episiotomi merupakan bagian dari persalinan yang dibantu dengan forsep atau vakum.
  • Pada kasus letak / presentasi abnormal (bokong, muka, ubun-ubun kecil di belakang) dengan menyediakan tempat yang luas untuk persalinan yang aman untuk mencegah kerusakan jaringan pada ibu dan bayi 
  • Adanya  Jaringan parut pada perineum atau vagina yang memperlambat kemajuan persalinan.



2. Meliputi apasajakah penatalaksanaan episiotomi?

a. Peralatan
b. Teknik aseptic setiap saat
c. Perlengkapan
d. Kesiapan dan prosedur

Jawaban : d. Kesiapan dan prosedur
Rasional :
Penatalaksanaan episiotomi : 
  1. Persiapan :
    1. Peralatan : baik steril berisi kasa, gunting episiotomy, betadin, spuit 10 ml dengan jarum ukuran minimal 22 dan panjang 4 cm, lidokain 1% tanpa epineprin. Bila bila lidokain 1% tidak ada dan tersedia likokain 2% maka buatlah likokain tadi menjadi 1% dengan cara melarutkan 1 bagian lidokain 2% ditambah 1 bagian cairan garam fisiologis atau air destilasi steril. Contoh : Larutkan 5 ml lidokain 2% ke dalam 5 ml cairan garam fisiologis atau air destilasi steril.
    2. Pertimbangkan secara matang tujuan episiotomi. 
    3. Pertimbangkan indikasi-indikasi untuk melakukan episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi tersebut penting untuk keselamatan dan kenyamanan ibu dan/atau bayi.
    4. Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia dan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi atau steril.
    5. Gunakan teknik aseptik setiap saat. Cuci tangan dan pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril. 
    6. Jelaskan pada ibu mengapa ia memerlukan episiotomi dan diskusikan prosedurnya dengan ibu. Berikan alasan rasional pada ibu.
  2. Prosedur
    1. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat, dan 3-4 cm kepala bayi sudah terlihat pada saat kontraksi.
      Alasan: Melakukan episiotomi akan ,nenyebabkan perdarahan; jangan melakukannya terlalu dini. 
    2. Masukkan dua jari ke dalam vagina di antara kepala bayi dan perineum. Kedua jari agak direnggangkan dan berikan sedikit tekanan lembut ke arah luar pada perineum.
      Alasan: Hal ini akan melindungi kepala bayi dari gunting dan meratakan perineum sehingga membuatnya lebih mudah diepisiotomi.
    3. Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril, tempatkan gunting di tengah tengah fourchette posterior dan gunting mengarah ke sudut yang diinginkan untuk me-lakukan episiotomi mediolateral (jika anda bukan kidal, episiotomi mediolateral yang dilakukan di sisi kiri lebih mudah dijahit). Pastikan untuk melakukan palpasi/ mengidentifikasi sfingter ani eksternal dan mengarahkan gunting cukup jauh kearah samping untuk rnenghindari sfingter.
    4. Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral menggunakan satu atau dua guntingan yang mantap. Hindari “menggunting” jaringan sedikit demi sedikit karena akan menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga akan menyulitkan penjahitan dan waktu penyembuhannya lebih lama.
    5. Gunakan gunting untuk memotong sekitar 2-3 cm ke dalam vagina.
    6. Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan di lapisi kain atau kasa disinfeksi tingkat tinggi atau steril di antara kontraksi untuk membantu mengurangi perdarahan.
      Alasan: Melakukan tekanan pada luka episiotomi akan menurunkan perdarahan.
    7. Kendalikan kelahiran kepala, bahu dan badan bayi untuk mencegah perluasan episiotomi.
    8. Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah episiotomi, perineum dan vagina mengalami perluasan atau laserasi, lakukan penjahitan jika terjadi perluasan episiotomi atau laserasi tambahan.
    Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi resiko penyayatan atau robekan selama persalinan.
    1. Jika dalam posisi berdiri dan tidak duduk pada tulang ekor ketika mendorong bayi keluar, panggul akan terbuka lebar dan Anda member sebanyak mungkin ruang bagi bayi untuk menemukan jalan keluar termudah. Semakin mudah bayi keluar, akan semakin kurang tekanan yang diterima oleh vagina dan perineum.
    2. Cobalah dan bayangkan vagina membuka agar bayi bisa lewat dengan mudah, jangan menahan.
    3. Ketika bidan mengatakan bahwa kepala bayi akan keluar pada kontraksi berikutnya, Anda dapat melakukan posisi merangkak sehingga kepala bayi akan keluar perlahan-lahan dari vagina dan memungkinkan perineum meregang perlahan-lahan di depan wajah bayi. Kelahiran yang timbul seperti ini akan sangat baik bagi bayi karena melindungi pembuluh-pembuluh darah yang lembut di dalam kepalanya dari kemungkinan cidera, juga sangat baik bagi Ibu, karena mengurangi resiko robeknya perineum.
    4. Bidan akan meminta agar ibu bernapas pendek-pendek bukan mengejan, ketika kepala bayi keluar dan ini juga akan membantu kelahiran yang lembut



3. Apa saja komplikasi pada penjahitan episiotomy …

a. Hematoma, tanda-tanda infeksi ringan dan berat
b. kekurangan oksigen dan racoon eye
c. Plasenta tidak lahir
d. Partus tak maju

Jawaban : a. Hematoma, tanda-tanda infeksi ringan dan berat
Rasional :
Komplikasi pada penjahitan episiotomi :
  1. Jika terjadi hematoma, buka dan buat drain hematoma. Jika tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan perdarahan berhenti, tutup kembali episiotomi.
  2. Jika terdapat tanda-tanda infeksi, buka dan buat drain luka. Angkat jahitan yang terinfeksi dan lakukan debridement luka.
  3. Jika infeksi ringan, antibiotic tidak diperlukan.
  4. Jika infeksi berat tetapi tidak mencapai jaringan dalam, berikan kombinasi antibiotic
  5. Ampisilin 500 mg per oral empat kali sehari selama lima hari
  6. Ditambah metronidazol 400 mg per oral tiga kali sehari selama lima hari
  7. Jika infeksi dalam, mencapai otot, dan menyebabkan nekrosis (fasitis nekrotik), berikan kombinasi antibiotic sampai jaringan nekrotik dibuang dan ibu tidak demam selama 48 jam
  8. Penisilin G 2 juta unit melalui IV setiap enam jam.
  9. Ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui IV setiap 24 jam
  10. Ditambah metronidazol 500 mg melalui IV setiap delapan jam.
  11. Setelah ibu tidak demam selama 48 jam, berikan
  12. Ampisilin 500 mg per oral empat kali sehari selama lima hari.



4. Hal apa saja yang dilakukan untuk mengurangi resiko robekan selama persalinan …

a. Kombinasi antibiotic
b. Antibiotic tidak dilakukan
c. Jika Ibu dalam posisi berdiri/tidak duduk pada tulang ekor, ketika bayi keluar panggul akan terbuka lebar
d. Drain hematoma

Jawaban : c. Jika Ibu dalam posisi berdiri/tidak duduk pada tulang ekor, ketika bayi keluar panggul akan terbuka lebar



Seorang perempuan bernama "Ny.Oo", berusia 35 tahun G2 P1 A0, datang ke BPS pada pukul 08.00 WIB, mengeluh kenceng-kenceng semenjak pukul 05.00 WIB. Hasil pemeriksaan KU=baik, TD=120/80 mmHg, N=84 x/menit, RR=20 x/menit, TFU=34 cm. Hasil VT didapatkan pembukaan 5 cm, penurunan kepala pada bidang hodge 2, KK utuh.

5. Diagnosa kebidanan pada "Ny.Oo" adalah…..

a. Inpartu fase laten
b. Inpartu fase laten akselerasi
c. Inpartu fase aktif deselerasi
d. Inpartu fase aktif dilatasi maksimal

Jawaban : d. Inpartu fase aktif dilatasi maksimal
Rasional : cukup jelas, lihat penjelasannya dibawah ini
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
  1. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
  2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
  • Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
  • Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
  • Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).



6. TBJ pada bayi "Ny.Oo" adalah….

a. 3450 gram
b. 3340 gram
c. 3550 gram
d. 3410 gram

Jawaban : d. 3410 gram
Rasional :
Rumus Taksiran BB Janin pada Kala 1
  1. Jika kepala belum masuk PAP maka rumusnya:
    Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 12 ) x 155 gram
  2. Jika kepala sudah masuk PAP maka rumusnya:
    Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 11 ) x 155 gram
Hodge
Rumus : tinggi fundus ( cm ) – N x 155
  1. HODGE I: N = 13 bila kepala belum melewati PAP
  2. HODGE II:  N = 12 bila kepala berada diatas spina isciadika
  3. HODGE III: N = 11 bila kepala berada dibawah spina isciadika
Jawaban Soal :
BBJ = (34-11) x 155 = 3410 gram



7. Periksa dalam dilakukan kembali pada jam….

a. 10
b. 11
c. 12
d. 13

Jawaban : c. 12.00 WIB
Rasional :
Pemeriksaan jalan lahir (pemeriksaan dalam) bertujuan untuk mengetahui kemajuan persalinan yeng meliputi: effacement dan dilatasi cerviks, serta penurunan, fleksi dan rotasi kepala janin.

Sesuai evidence baced practice, tidak ada rekomendasi tentang waktu dan frekuensi dilakukannya pemeriksaan dalam selama perslinan. Tetapi intervensi ini dapat menimbulkan distress pada ibu, sehingga pemeriksaan dalam dilakukan berdasarkan indikasi (his, tanda gejala kala 2, dan pecah ketuban) dan atau dilakukan setiap 4 jam sekali. Semua hasil pemeriksaan harus dicatat dengan baik.


Sumber : Kumpulan UKOM BIdan Indonesia

Baca Juga :

Demikianlah artikel yang singat berjudul Soal Uji Kompetensi Bidan dan Kunci Jawaban 2019 / 2020 pdf, semoga artikel ini bermanfaat dan sampai bertemu lagi pada pertemuan kita selanjutnya.

0 Response to "Soal Uji Kompetensi Bidan dan Kunci Jawaban 2019 / 2020 pdf"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel