Tanya Jawab mengenai Persalinan Kala 3 Lengkap Part 1 - Materi UKOM Bidan
Tanya Jawab mengenai Persalinan Kala 3 Lengkap Part 1 - Materi UKOM Bidan
Hai teman-teman sahabat ukombidan.blogspot.com semuanya berikut ini telah kami siapkan untuk teman-teman sahabat ukombidan semuanya mengenai Hal-hal yang berhubungan dengan persalinan kala 3. Selamat belajar yaa
Tanya Jawab mengenai Persalinan Kala 3 Lengkap - Materi UKOM Bidan |
PERSALINAN KALA III NORMAL
1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERSALINAN KALA III?
Jawaban :
- Persalinan kala III adalah tahapan persalinan setelah anak lahir sampai lahirnya seluruh plasenta dan selaput ketuban.
2. BERAPA LAMA PERSALINAN KALA III BERLANGSUNG?
Jawaban :
- Durasi normal dari persalinan kala III tergantung pada metode yang digunakan untuk melahirkan plasenta. Umumnya persalinan kala III berlangsung kurang dari 30 menit, sebagian besar berlangsung sekitar 2 – 5 menit.
3. APA YANG TERJADI PADA KALA III?
Jawaban :
- Kontraksi uterus berlanjut meskipun tidak sesering pada kala II
- Uterus mengalami kontraksi dan mengecil sehingga plasenta terlepas.
- Plasenta diperas keluar dari segmen atas rahim menuju ke segmen bawah rahim sampai ke vagina dan akhirnya keluar dari jalan lahir.
- Kontraksi otot uterus menjepit pembuluh darah uterus sehingga perdarahan tidak berlanjut. Setelah itu, mekanisme pembekuan darah akan membantu mekanisme tersebut untuk menghentikan perdarahan uterus lebih lanjut.
4. MENGAPA PROSES PADA KALA III HARUS DIPERHATIKAN?
Jawaban :
- Komplikasi utama pada kala III adalah perdarahan hebat. Dengan demikian maka penatalaksanaan kala III yang tidak tepat akan membahayakan pasien. Perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab utama kematian ibu bersalin di negara berkembang. .
- KALA III ADALAH WAKTU KRITIS DALAM PERSALINAN SEHINGGA HARUS MENDAPATKAN PENATALAKSANAAN YANG TEPAT
5. BAGAIMANA PENATALAKSANAAN KALA III?
Jawaban :
Ada 2 cara penatalaksanaan kala III :
- Metode aktif
- Metode pasif
- Untuk meminimalisir perdarahan pada kala III maka dianjurkan agar pada semua persalinan penatalaksanaan kala III sedapat mungkin menggunakan metode aktif; akan tetapi bidan praktek di rumah dapat menggunakan metode pasif.
6. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENATALAKSANAAN AKTIF KALA III?
Jawaban :
- Segera setelah anak lahir, dilakukan pemeriksaan palpasi untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan kembar
- Bila merupakan kehamilan tunggal, berikan oksitosin
- Pertahankan regangan talipusat dengan menahan talipusat pada klem.
- Tempatkan telapak tangan lain diatas simfisis pubis dan dorong uterus kearah atas.
- *** Tarikan talipusat terkendali ini disebut juga metode Brandt Andrew.
- Separasi plasenta terjadi saat uterus kontraksi dan saat dilakukan tarikan talipusat terkendali, plasenta dilepaskan dari segmen bawah uterus.
- Bila separasi sudah terjadi, tarikan talipusat dilanjutkan sehingga plasenta lahir.
- Bila separasi tidak terjadi saat traksi terkendali pertama kali dilakukan, tunggu sampai terjadi kontraksi uterus berikutnya dan lakukan tarikan talipusat ulangan.
7. JENIS UTEROTONIK APA YANG DIGUNAKAN PADA KALA III?
Jawaban :
Salah satu dari yang tersebut dibawah ini:
- Syntometrine. Diberikan secara intramuskuler setelah anak lahir. Sintometrin tersedia dalam kemasan ampul 1 ml yang mengandung 5 unit oksitosin dan 0.5 mg ergometrin maleat. Simpan ampul sehingga tidak terkena sinar matahari secara langsung dan dalam ruang pendingin.
- Oxytocin (Syntocinon ) 5 unit. Diberikan secara intramuskuler. Simpan dengan cara sama dengan sintometrin..
- Oxytocin (Syntocinon) adalah obat pilihan.
8. BAGAIMANA MEKANISME AKTIVITAS DARI 2 JENIS KOMPONEN DALAM SINTOMETRIN?
Jawaban :
- Oxytocin Menyebabkan kontraksi uterus fisiologik 3 – 5 menit setelah injeksi intramuskuler dan berlanjut sampai 1 – 3 jam.
- Ergometrine Menyebabkan kontraksi uterus yang bersifat tonik 2 – 5 menit setelah injeksi intramuskuler dan berlanjut sampai 3 jam.
9. APA KONTRANDIKASI PEMBERIAN SYNTOMETRIN?
Jawaban :
Syntometrine mengandung ergometrine sehingga jangan digunakan pada :
- Penderita hipertensi. Ergometrine menyebabkan vasospasme sehingga akan meningkatkan tekanan darah.
- Penderita kelainan katub jantung. Kontraksi tonik uterus akan mendorong sejumlah besar darah kedalam sirkulasi dan ini dapat menyebabkan gagal jantung dan edema paru.
- SEBELUM DIBERIKAN, PASTIKAN TIDAK ADA KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN SYNTOMETRINE
10. JENIS UTEROTONIK APA YANG DAPAT DIGUNAKAN BILA TERDAPAT KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN SYNTOMETRINE?
Jawaban :
- Oksitosin (Syntocinon) dapat digunakan bila ada kontraindikasi penggunaan sitometrin. Pemberian oksitosin secara intravena dengan 10 u Oksitosin dalam 200 ml cairan RL diberikan dengan tetesan 30 tetes permenit atau diberikan 5 u oksitosin secara intramuskuler.
11. BAGAIMANA MELAKUKAN PENATALAKSANAAN KALA III METODE PASIF?
Jawaban :
- Setelah anak lahir, ditunggu adanya tanda-tanda separasi plasenta.
- Bila tanda separasi plasenta sudah terlihat, pasien diminta untuk meneran dan plasenta lahir dengan upaya ibu sendiri.
- Uterotonika diberikan setelah plasenta lahir.
12. APA TANDA-TANDA SEPARASI PLASENTA?
Jawaban :
- Kontraksi uterus
- Fundus uteri naik oleh karena plasenta bergerak dari segmen atas uterus ke segmen bawah uterus
- Talipusat didepan vulva memanjang, ini dengan mudah terlihat dari turunnya klem yang dipasang pada talipusat.
- Sejumlah darah keluar dari vagina secara mendada
- Separasi plasenta dapat dipastikan dengan melakukan tekanan suprapubik. Bila pasenta sudah lepas maka tindakan diatas tidak akan menyebabkan talipusat tertarik kedalam vagina (tidak terjadi retraksi talipusat)
13. APA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PELAKSANAAN PENATALAKSANAAN PERSALINAN KALA III DENGAN METODE AKTIF?
Jawaban :
KEUNTUNGAN :
- Perdarahan pasca persalinan lebih sedikit
- Setiap penolong persalinan harus mampu melakukan metode persalinan kala III aktif oleh karena metode ini harus dikerjakan bila terjadi perdarahan banyak sebelum plasenta lahir atau bila separasi plasenta tidak dapat terjadi secara spontan.
- Oksitosin mungkin tak perlu digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus setelah plasenta lahir.
- Penolong persalinan tak bisa meninggalkan pasien sehingga diperlukan asisten untuk memberikan obat oksitosik dan menolong anak yang baru dilahirkan.
- Bila tidak dilakukan secara benar maka resiko terjadinya retensio plasenta meningkat khususnya bila 2 kali kontraksi uterus yang terjadi tidak dimanfaatkan untuk melahirkan plasenta.
- Traksi talipusat secara berlebihan dapat menyebabkan talipusat putus atau terjadi inversio uteri khususnya bila dilakukan dengan cara yang salah (melakukan traksi saat tidak ada kontraksi uterus) atau tidak disertai dengan penekanan pada daerah suprasimfisis..
14. APA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PELAKSANAAN PENATALAKANSANAAN PERSALINAN KALA III DENGAN METODE PASIF?
Jawaban :
KEUNTUNGAN:
- Tidak membutuhkan asisten.
- Jarang terjadi retensio plasenta dibandingkan metode aktif.
- Perdarahan lebih banyak dibaidng metode aktif.
- Terpaksa berubah ke METODE AKTIF bila:
- Terjadi perdarahan hebat sebelum plasenta lahir.
- Tidak terjadi separasi plasenta spontan
15. BILAMANA PERSALINAN KALA III DISELESAIKAN DENGAN METODE AKTIF DAN KAPAN DIGUNAKAN METODE PASIF?
Jawaban :
Metode AKTIF :
- Bidan dan dokter yang bekerja di Rumah Sakit harus melakukan metode AKTIF oleh karena umumnya tersedia tenaga asisten dalam pertolongan persalinan.
- Metode AKTIF digunakan khususnya pada parturien resiko sedang dan resiko tinggi.
- Bidan yang bekerja sendirian terpaksa harus melakukan penatalaksanaan kala II secara pasif oleh karena umumnya dia bekerja sendirian..
- Metode ini aman digunakan pada sebagian besar kasus persalinan resiko rendah di klinik bersalin maupun rumah sakit..
- Penolong persalinan harus menguasai metode aktif dan pasif dalam penatalaksanaan persalinan kala III
- SEMUA PENOLONG PERSALINAN HARUS MAMPU MELAKUKAN PERTOLONGAN PERSALINAN KALA III DENGAN METODE AKTIF MAUPUN PASIF
16. BERAPA LAMA TANDA-TANDA SEPARASI PLASENTA DAPAT DITUNGGU PADA PERTOLONGAN PERSALINAN KALA IIII DENGAN METODE PASIF?
Jawaban :
- Bila tanda separasi plasenta belum terlihat sampai 30 menit maka harus disuntikkan oksitosin dan penatalaksanaan persalinan kala III dilakukan dengan metode aktif.
17. HARUSKAH TALIPUSAT DIBIARKAN BERDARAH TANPA PEMASANGAN KLEM SEBELUM PLASENTA DILAHIRKAN ATAU HARUSKAH DILAKUKAN PEMASANGAN KLEM TALIPUSAT?
Jawaban :
- Pada persalinan gemelli, setelah anak pertama lahir pada talipusat harus dipasang klem agar tidak berdarah. Pada kembar identik dengan satu plasenta (plasenta monokorionik), janin kedua akan mati bila tidak dilakukan pemasangan klem talipusat setelah anak pertama lahir.
- Pada persalinan kehamilan tunggal dengan ibu golongan darah Rhesus Negatif (Rh negatif), talipusat dibiarkan tanpa dipasang klem setelah anak lahir. Tindakan ini dapat menurunkan resiko masuknya darah plasenta kedalam sirkulasi ibu sehingga terjadi sensitisasi, sebagai alternatif dapat diberikan anti D imunoglobulin pada ibu.
- Membiarkan talipusat tanpa pemasangan klem pada persalinan kala III dapat menurunkan volume plasma sehingga separasi plasenta dapat berlangsung lebih cepat. Umumnya disarankan agar tidak memasang klem talipusat pada kehamilan tunggal.
Baca Juga :
Sumber : Kumpulan Soal UKOM Bidan Indonesia
Demikianlah artikel kami ini yang berjudul Tanya Jawab mengenai Persalinan Kala 3 Lengkap Part 1 - Materi UKOM Bidan. Semoga apa yang telah diberikan tersebut dapat membantu dan bermanfaat bagi teman-teman semuanya.
0 Response to "Tanya Jawab mengenai Persalinan Kala 3 Lengkap Part 1 - Materi UKOM Bidan"
Post a Comment