Soal UKOM D3 Bidan pdf Edisi 50 - UKOM Kebidanan -->

Soal UKOM D3 Bidan pdf Edisi 50

Soal UKOM D3 Bidan pdf Edisi 50


Berikut ini kami sajikan Contoh Latihan Soal Uji Kompetensi (UKOM) Kebidanan Edisi Ke 50 beserta Kunci Jawaban dan Pembahasan Lengkap Pdf doc


Soal UKOM D3 Bidan pdf Edisi 50
soal UKOM Kebidanan dan Jawaban

Heloo sahatbat ukombidan.blogspot.com semuanya. Apa kabar teman-teman semuanya. Bertemu lagi dengan kita. Kali ini kita lanjut latihan soal-soal yaa teman-teman. Berikut ini telah kami siapkan khusus untuk teman-teman latihan soal D3 Bidan disertai kunci jawaban. Selamat belajar teman-teman


1. Seorang perempuan bernama "Ny.AA" dengan usia 25 tahun melahirkan anak yang ke dua sekitar 6 hari yang lalu. "Ny.AA" datang ke "BPM Maju Bersama" dan mengeluhkan pusing sudah 2 hari yang lalu, serta jahitan perineum yang terasa nyeri. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, terlihat bekas jahitan perineum merah.

Apakah asuhan kebidanan yang tepat pada kasus "Ny.AA" tersebut?

a. Menilai perdarahan
b. Memberikan nutrisi
c. Penkes tentang KB
d. Berikan kompres air hangat
e. Berikan parasetamol 3x500 mg

Jawaban : e. Berikan parasetamol 3x500 mg
Rasional : paracetamol dapat digunakan sebagai analgesik dengan rendah risiko terutama pada ibu hamil dibandingkan asam mefenamat ataupun analgesik lainnya



2. Seorang ibu bernama "Ny.BB", dengan usia 28 tahun melahirkan 6 jam yang lalu di "BPM Ayu". "Ny.BB" mengeluh takut duduk dan bangkit dari tempat tidur karena habis melahirkan. Hasil pemeriksaan didapatkan data TTV dalam batas normal, TFU 2 jari di bawah pusat, pengeluaran darah vagina berwarna merah segar, tampak bekas jahitan luka perineum.

Lochea apakah yang ditemukan pada kasus "Ny.BB" tersebut?

a. Lochea alba
b. Lochea serosa
c. Lochea rubra
d. Lochea purulenta
e. Lochea sanguilenta

Jawaban : c. Lochea rubra
Rasional :
Lochea dibagi atas beberapa fase dan keadaan pada ibu postnatal, adapun pembagiannya yaitu :
  1. Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa – sisa selaput ketuban, sel – sel desidua, vernix caseosa, lanugo dan meconium, selama 2 hari pasca persalinan.
  2. Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lender. Ini terjadi pada hari ke – 3 – 7 pasca persalinan.
  3. Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke – 7 – 14 pasca persalinan.
  4. Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca persalinan.
  5. Lochea parulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
  6. Lochiotosis : lochea tidak lancar keluarnya.



3. Seorang perempuan bernama "Ny.CC" dengan usia 24 tahun melahirkan anak pertama dengan BB = 2800 gr pada 2 hari yang lalu di "BPM Ayah Hebat". "Ny.CC" mengeluh lelah, sering mengantuk dan bersifat passif. Dari hasil pemeriksaan TTV didapatkan dalam batas normal. Lochea berwarna merah.

Apakah adaptasi psikososial yang dialami "Ny.CC" pada kasus tersebut?

a. Taking in
b. Taking on
c. Letting go
d. Taking hold
e. Letting hold

Jawaban : a. Taking in
Rasional :
Tahapan Psikososial
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
  1. Fase Taking In
    Yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ketidaknyamanan fisik yang sering dialami ibu pada fase ini adalah rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.
  2. Fase Taking Hold
    Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, timbul rasa khawatir pada ibu akan ketidakmampuan dan rasa tanggungjawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah.
  3. Fase Letting Go
    Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran bayinya. Fase ini berlangsung setelah 6 hari. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.



4. Seorang perempuan bernama "Ny.DD" berusia 28 tahun, melahirkan anak pertama di rumah 2 jam yang lalu, mengeluh mules-mules. Hasil pemeriksaan didapatkan TTV normal, ASI keluar sedikit berwarna kekuningan, lochea berwarna merah, jahitan perineum baik.

Apakah diagnosis ibu pada kasus "Ny.DD" tersebut?

a. Post partum puerperium dini
b. Post partum laten puerperium
c. Post partum puerperium lanjut
d. Post partum puerperium tengah
e. Post partum puerperium intermitten

Jawaban : a. Post partum puerperium dini
Rasional :
Tahapan dalam masa nifas
  1. Puerperium dini (immediate pueperium): waktu 0-24 jam post partum yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan–jalan dalam agama Islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
  2. Puerperium Intermediate (early puerperium) waktu 1–7 hari post partum. Kepulihan menyeluruh alat – alat genentalia yang lamanya 6–8 minggu.
  3. Remote puerperium (later puerperium) waktu 1–6 minggu post partum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi. 


5. Seorang perempuan bernama "Ny.EE" dengan usia 27 tahun habis melahirkan 2 hari yang lalu di "BPM Kencana". "Ny.EE" mengeluh perut mules, sulit tidur. Dari hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, lochea warna merah.

Berapakah tinggi fundus uteri yang normal sesuai kasus "Ny.EE" tersebut?

a. Tidak teraba
b. Setinggi pusat
c. 2 jari di bawah pusat
d. 2 jari di atas pusat
e. Pertengahan pusat dan simfisis

Jawaban : c. 2 jari di bawah pusat
Rasional : ketika Post partum, TFU akan turun 1 cm setiap harinya
Tinggi Fundus Uteri Pada Masa Nifas :
  • Hari ke 1 : fundus uteri setinggi pusat (umbilicus / pusar).
  • Hari ke 2 : fundus uteri berada 2 jari di bawah pusat.
  • Hari ke 7 : fundus uteri berada pada pertengahan antara pusat dan simphisis.
  • Hari ke 10 : fundus uteri berada pada simphisis, dan setelah hari ke 10 biasanya sudah sulit untuk dilakukan palapasi.



6. Seorang ibu bernama "Ny.FF" dengan usia 38 tahun melahirkan anak ke 6, sekitar 4 jam yang lalu di "BPM Santi". "Ny.FF" mengeluh pusing lemas, 30 menit setelah plasenta lahir lengkap, serta kontraksi uterus lemah. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD=90/60 mmhg, N=110x/menit, RR=24 x/menit, T=36,1 derajat celsius, perdarahan 500 cc.

Apakah antisipasi masalah potensial untuk kasus "Ny.FF" tersebut?

a. Syok haemoragik
b. Infeksi puerperalis
c. Syock neurogenik
d. Infeksi perineum
e. Anemia berat.

Jawaban : a. Syok haemoragik
Rasional :
"Ny.FF" dicurigai mengalami risiko syok hemoragik / hipovolemik akibat perdarahan postpartum. Hal ini dapat ditandai dengan terjadinya penurunaann TTV dan terdapat perdarahan yang dialaminya



7. Seorang perempuan bernama "Ny.GG" dengan usia 38 tahun melahirkan anak ke 6, sekitar 4 jam yang lalu di "BPM Shera". "Ny.GG" mengeluh pusing lemas, 30 menit setelah plasenta lahir lengkap kontraksi uterus lemah. Hasil pemeriksaan TD 90/60 mmhg, Nadi 110x/I, perdarahan 500cc.

Apakah diagnosis yang tepat pada kasus "Ny.GG" di atas?

a. Atonia uteri
b. Robekan pada perineum
c. Rupture uteri
d. Sub involution plasenta
e. His lemah

Jawaban : a. Atonia uteri
Rasional :
Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (Depkes, Jakarta 2002).

Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi. Bila keadaan ini terjadi, maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Kurnia D. Asuhan Kebidanan persalinan, 2014).

Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor predisposisi (penunjang ) seperti :
  • Overdistention (peregangan berlebihan) uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi.
  • Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
  • Multipara dengan jarak kelahiran pendek.
  • Partus lama / partus terlantar.
  • Malnutrisi.
  • Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus.
  • Grande multipara
  • Uterus yang terlalu regang (Hidramnion, hamil ganda, anak besar (BB > 4000 gr)).
  • Kelainan uterus (uterus bikornis, mioma uteri, bekas operasi).
  • Plasenta previa dan solusio plasenta (perdarahan antepartum)
  • Partus presipitatus.
  • Hipertensi dalam kehamilan.
  • Anemia berat.
  • Infeksi uterus.
  • Riwayat perdarahan pascas persalinan sebelumnya atau riwayat plasenta manual.
  • Pimpinan kala III yang salah dengan memijit-mijit dan mendorong-dorong uterus sebelum plasenta terlepas.
Tanda dan gejala atonia uteria adalah sebagai berikut :
  • Perdarahan pervaginam.
  • Konsitensi rahim lunak
  • Fundus Uteri naik
  • Terdapat tanda-tanda syok.


Sumber : Kumpulan UKOM D3 Bidan Indonesia


Demikianlah artikel yang singat dari www.ukombidan.blogspot.com ini dengan judul Soal UKOM D3 Bidan pdf Edisi 50. Semoga apa yang telah kami sajian untuk teman-teman semua bermanfaat dan terus belajar latihan soal-soal dari kami karena kami akan berusaha update latihan soal-soal untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa lagi.

0 Response to "Soal UKOM D3 Bidan pdf Edisi 50"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel